
Mayat korban dievakuasi polisi. (foto: tribratanews/humas polres Probolinggo)
MEDANSATU.COM, Jatim – Ini peringatan bagi siapa pun agar  tak usah kegenitan mengganggu istri orang, karena dampaknya bisa sangat  fatal.Seperti yang dialami tukang sayur keliling ini, Ghozin (21).  Ia tewas dengan 23 luka bacok dan leher digorok hingga nyaris putus  oleh suami dari wanita yang sering digodanya. 
Warga Dusun Kramat, Desa Kramat Agung, Kecamatan Bantaran,  Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur (Jatim), itu tewas mengenaskan setelah  dibacoki N (42) menggunakan celurit (arit).
Dugaan sementara, aksi pembunuhan itu dilatarbelakangi motif asmara. N mengaku tak terima karena istrinya sering digoda korban.Sebelum kejadian, Ghozin berangkat kerja dari rumahnya  selepas subuh. Ia ke pasar dulu untuk membeli sayuran yang akan  dijualnya. Setelah itu, ia berkeliling kampung dengan mengendarai motor,  menjajakan dagangannya.Sekitar pukul 08.00 WIB, Ghozin sampai di rumah pelaku. Ia  lantas memarkir motornya, dan memanggil istri pelaku sambil bertanya  beli sayuran atau tidak.Namun yang keluar bukan wanita itu, tapi suaminya  yang datang sambil menenteng celurit. N menghampiri Ghozin, tanpa banyak  tanya ia langsung membacok pria yang membuatnya cemburu itu.
Ghozin sempat menangkis bacokan N dengan tangan kanannya,  hingga terluka parah dan nyaris putus. Merasa nyawanya terancam, Ghozin  turun dari sepeda motor dan berlari menghindar.Namun, N terus mengejar. Hingga berjarak sekitar 100 meter  dari lokasi awal, Ghozin kembali terkena bacokan di bagian mulut hingga  bagian belakang kepalanya. N lantas terus membacoki korban yang sudah  ambruk ke tanah. 
Hasil visum menyebutkan, korban Ghozin mengalami 23 luka  bacokan di tubuhnya. Hal itu membuat lehernya hampir putus, kakinya  mengalami luka serius dan luka di tangan korban.Saat pembantaian berlangsung, warga hanya melihat dari dalam  rumah. Mereka takut melerai dan jadi korban salah sasaran karena N  seperti kesetanan. 
Usai membunuh korban, N langsung kabur dan bersembunyi di rumah saudaranya yang masih berada di Desa Tempuran.“Ibu-ibu dan warga yang ada di lokasi, awalnya tidak berani  mengangkat korban karena takut. Akhirnya, saya ajak mereka untuk  mengangkatknya (korban Ghozin),” kata Rohim, warga Desa Tempuran seperti  dilansir tribratanews dari Humas Polres Probolinggo, Rabu (8/3/2017).Warga lantas menghubungi Polsek Bantaran. Tak berselang lama  petugas datang untuk mengevakuasi korban ke RSUD dr Moh Saleh,  Probolinggo.
Disebutkan, Ghozin telah lama jadi tukang sayur keliling.  Salah satu perangkat Desa Kramat Agung yang kemarin juga ikut ke kamar  mayat RSUD menyebutkan, saat Ghozin berjualan sayur, ia kerap menjaga  jarak dengan pelanggan ibu-ibu.Biasanya Ghozin saat berjualan memarkir motornya. Lantas, ia  menjauh dari dagangannya. Atau tidak ikut ngumpul bareng dengan ibu-ibu  pembeli.“Semalam masih ketemu dan ngobrol dengan saya. Kelihatannya,  tidak ada masalah. Ia juga tidak cerita kalau punya musuh,” katanya.
Sementara itu, hanya berselang sejam usai aksi pembacokan  membabi buta pada Ghozin, Polsek Bantaran langsung berhasil mengamankan  N. Ia diamankan tanpa perlawanan.
“N sudah mengakui perbuatannya dan telah kami tetapkan  sebagai tersangka. Sekarang tinggal proses pemeriksaan saksi,” kata  Kapolsek Bantaran, AKP Sujianto. (sumber: tribratanews/humas polres  probolinggo)
0 comments:
Post a Comment