Sunday 26 February 2017

Pergertian Dosa : Inilah Dosa,Azab dan siksa Allah Bagi Pemakan Harta Anak Yatim.

Salah satu golongan hamba Allah yang sangat dimuliakan Allah SWT. adalah anak yatim. Anak yatim adalah salah satu orang yang mempunyai kedudukan terbaik di sisi Allah dan sebagai orang yang dikasihi oleh Allah swt .. maka oleh sebab itu sudah sepatutnya anak yatim bersyukur atas nikmat lain yang dikurniakan Allah terhadapnya walaupun telah kehilangan orang yang meraka cintai. Kerana itu semua adalah ujian Allah swt.

Anak yatim banyak disebutkan dalam Al-Qur'an bahkan dalam hadis-hadis Rasulullah saw .. termasuk disana menjelaskan tentang azab dan dosa bagi orang yang menganiaya anak yatim. Sebagaimana firman Allah swt dalam Al-Qur'an surat Al-Ma'un aya 1 dan 2 di bawah ini.
أرءيت ٱلذى يكذب بٱلدين فذلك ٱلذى يدع ٱليتيم
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang mengherdik anak yatim (Q.S. Al-Ma'un ayat 1 dan 2)
Maksudnya apakah sahabat mengetahui orang itu? Iaitu orang yang mendustakan agama atau juga boleh diertikan sebagai musuh agama Allah. Jika sahabat belum mengetahui, maka dia itulah (orang yang mengherdik anak yatim) yakni menolaknya dengan keras dan tidak mahu memberikan hak yang seharusnya ia terima. Selain itu, mengherdik anak yatim juga termasuk mengatakan atau menengking menyergah anak yatim dengan perkataan kasar sehingga membuat anak yatim sedih dan bercucuran air mata. Boleh dibayangkan, hanya dengan membuat sedih saja kita termasuk orang yang mendustakan agama alias musuh agama, bagaimana jika menzalimi, membiarkan anak yatim kelaparan, sungguh tidak dapat dibayangkan.
Kemudian, dirumah yang didalam nya memelihara anak yatim maka Allah akan memudahkan rezeki yang tidak disangka-sangka kepada orang tersebut. Pernah terjadi pada tetangga kami yang mana beliau memelihara anak yatim. Memang pada mulanya mereka hidup serba kekurangan yang namun rezeki mereka tetap lancar sehingga berkat kesabaran mereka, dalam perlombongan emas yang mereka usahakan di daerah pergunungan berdekatan, mereka mendapat hasil yang melimpah ruah, subhanallah. Maka telah menjadi bukti dari hadis Rasulullah berikut ini:
Sebaik-baik rumah kaum muslimin ialah rumah yang terdapat di dalamnya anak yatim yang diperlakukan (diasuh) dengan baik, dan seburuk-buruk rumah kaum muslimin ialah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim tapi anak itu diperlakukan dengan buruk. (HR. Ibnu Majah)

Sungguh kami beriman kepada Allah dan rasulnya tanpa perlu membuktikannya. Maka adakah rumah diantara kita yang memelihara anak yatim dan apakah kita dapat melihat keajaiban dengan kaca mata keimanan kita. Sungguh Anak yatim mendatangkan rezki bagi yang memeliharanya. Dan juga, rumah orang yang terdapat anak yatim juga mendapat murka Allah swt. mengapa demikian, menitipkan hadis di atas tadi "seburuk-buruk rumah kaum muslimin ialah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim tapi anak itu diperlakukan dengan buruk" jelas itu semua kerana mereka melayan anak yatim dengan tidak sewajarnya. Dalam ertikata malah meraka menganiaya anak yatim. Ataupun meraka bukan 
memeliharanya malah memakan harta mereka. Dalam hal ini, orang yang memakan harta mereka sangat ditentang Allah dalam Surah An Nisa ayat 10 yang berbunyi sebagai berikut:
إن ٱلذين يأكلون أمول ٱليتمى ظلما إنما يأكلون فى بطونهم نارا وسيصلون سعيرا"Sesungguhnya orang-orang yang makan harta-harta anak yatim dengan cara penganiayaan, maka hanyasanya yang mereka makan dalam perut mereka itu adalah api neraka dan mereka akan masuk dalam neraka Sa'ir." (An-Nisa ': 10)
Dan sabda Rasulullah saw.Dari Abu Syuraih, iaitu Khuwailid bin 'Amr al-Khuza'i ra, katanya: "Nabi saw bersabda:" Sesungguhnya saya sangat memberatkan dosa (kesalahan) orang yang mensia-siakan haknya dua golongan yang lemah, iaitu anak yatim dan orang perempuan. "Ini adalah Hadis hasan yang diriwayatkan oleh an-Nasa'i dengan isnad yang baik.
maksudnya adalah memakan tanpa hak (bahawa mereka menelan api sepenuh perut mereka) kerana harta itu akan berubah di akhirat nanti menjadi api (dan mereka akan masuk dalam api yang bernyala-nyala) yakni api neraka yang menyebabkan mereka terbakar hangus. Yaitu dalam neraka yang bernama sa'ir. pada hadis kedua juga dijelaskan bahawa dosa yang berat adalah akan dipikil oleh orang-orang yang mengambil hak anak yatim. Baik itu berupa harta atau memeberi santunan kepada mereka.
Pernah dalam perjalanan Isra dan miraj beliau, Allah memperlihatkan siksa bagi orang-orang yang hidup di dunia sesuai amal perbuatannya termasuk di dalamnya orang-orang yang memakan harta anak yatim. Keadaan mereka sangat mengerikan dengan kedua-dua tangan mereka dibelenggu dan begitu juga dengan kaki-kaki mereka. Diatas punggung mereka diletakkan seterika yang panasnya luar biasa membara. Tentu saja dalam waktu sekejap atau sebentar sahaja kulit akan 
gugur dan melecur. Seketika, kulit kembali udah sebagaimana sedia kala, dan diletakkan kembali seterika yang maha panas tadi diatas punggungnya, begitulah seterusnya berlaku hingga pengulangan kejadian ini berlangsung dalam jangka masa yang sangat lama. Yaitu sesuai kejahatannya.
Kita mungkin pernah terbakar oleh panasnya ketika yang ada dirumah. Panas bukan, tidak dapat dibayangkan betapa panas seterika di neraka yang panas apinya jauh lebih panas dari api yang ada dibumi.


Hadis riwayat Abu Hurairah ra .:Bahawa Nabi saw. bersabda: Api kalian yang dinyalakan anak-cucu Adam adalah sepertujuh puluh dari panas api Jahanam. Para sahabat berkata: Demi Allah, bila sepanas ini sahaja sudah cukup wahai Rasulullah saw. Beliau bersabda: Sesungguhnya panas api tersebut masih tersisa sebanyak enam puluh sembilan bahagian, panas masing- masing sama dengan api iniNombor hadis dalam kitab Sahih Muslim [Bahasa Arab saja]: 5077

Apakah masih mahu memakan harta anak yatim? Selain panasnya yang maha dahsyat, didalam neraka kita tidak akan pernah mati lagi. Lain hal nya dengan dunia, dilanggar kereta, tersandung, dan lain-lain boleh saja kita meninggal dunia. Lain halnya di akhirat / neraka, kita tidak akan mati walaupun siksaan yang bertubi-tubi.
Kaum muslimin yang berbahagia,Dalam hadis lain Rasulullah juga pernah bersabda:
 Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., bersabda: "Jauhilah tujuh macam hal yang merosakkan." Para sahabat bertanya: "Ya Rasulullah.apakah tujuh macam hal itu?" Beliau s.a.w bersabda:"Yaitu menyekutukan sesuatu dengan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah, melainkan dengan hak - yakni berdasarkan kebenaran menurut syariat Agama Islam - makan harta riba, makan harta anak yatim, 
mundur pada hari berkecamuknya peperangan serta mendakwa kaum wanita yang muhshan - pernah bersuami-lagi mu'min dan pula lalai -dengan dakwaan melakukan zina. (Muttafaq 'alaih)
kita hanya akan membincangkan tentang anak yatim saja dalam topik ini. Jadi perkara lain akan kita bahas selanjutnya.
Dalam hadis diatas juga sangat ditekankan untuk menjauhi harta anak yatim. Namun bukan bererti sahabat tidak mahu menyentuhnya lagi. Menjauhi maksudnya adalah untuk tidak memakannya dan menghabiskannya sehingga anak yatim 
teraniaya. Kerana jangankan untuk kita makan, bahkan kita dianjurkan untuk mengasihani anak yatim. Namun apabila sahabat yang beriman ingin menjaga dan melindungi hartanya agar tetap aman, itu sah-sah saja.dan itulah perkara yang baik.
Oleh sebab itu marilah kita menjaga anak yatim dan menyantuninya. Apabila kita memeiliki sedikit harta untuk diinfakkan apa salahnya untuk menginfakkan. Kerana Allah akan melipatkan gandakan dan memberi keberkatan kepada harta kita.
Walaupun demikian, bersedekahlah dengan ikhlas alias niat kerana Allah. Maka perkara apa saja yang merupakan perkara agama Allah, jika hanya diserahkan kepada Allah maka Allah akan menerimanya, adapun jika diserahkan kepada Allah dan juga diserahkan kepada selain Allah (siapapun juga ia) maka Allah tidak akan menerimanya, karena Allah tidak menerima amalan yang diserikatkan, dia hanyalah meneriman amalan agama yang khalis (murni) untuk-Nya. Allah akan menolak dan mengembalikan amalan tersebut kepada pelakunya bahkan Allah memerintahkannya untuk mengambil pahala (ganjaran) amalannya tersebut kepada yang dia syarikatkan, hal ini sebagaimana disabdakan 
oleh Nabi shalallahu 'alaihi wasallam, yang artinya:
Allah berfirman "Aku adalah yang paling tidak butuh kepada syarikat, maka barangsiapa yang beramal suatu amalan untuku lantas ia mensyerikatkan amalannya tersebut (juga) kepada selainku maka Aku berlepas diri darinya dan ia untuk yang dia syarikatkan" (HR. Ibnu Majah 2/1405 no . 4202, dan ia adalah hadits yang shahih, sebagaimana perkataan Syaikh Abdul Malik Ar-Romadhoni, adapun lafal Imam Muslim (4/2289 no 2985) adalah, "aku tinggalkan dia dan ksyirikannya").
Semoga kita melakukan amalan kita dengan baik dan diterima disisi Allah SWT. dan semoga kita senantiasa bersyukur serta berbakti kepada orang tua selagi masih ada peluang dan mereka masih bersama kita di dunia ini. aamiin aamiin ya rabbal 'aalamiin.

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Blog Archive